Wednesday, December 9, 2015

Praktikum Bahan Bangunan Laut 5

Dalam Praktikum terakhir ini dilakukan tes kuat tekan beton.
uji kuat tekan beton ini dilakukan pada ssat umur beton 7, 14, dan 28 hari.
setiap tahapan umur dilakukan pengujian pada 2 buah beton yang telah dibuat.

Prosedur uji tekan beton  :

  1. Sehari sebelum dilakukan uji tekan, beton dikeluarkan dari bak perwatan untuk dikeringkan dan capping (pemberian alas tekan)
  2. setelah itu, benda uji ditimbang berat nya. catat berat benda uji tersebut.
  3. letakkan benda uji pada UTM dan tekan bend uji hingga hancur. catat beban maksimum yang dapat ditahan oleh beton.


Hasil percobaan
Diameter silinder beton = 15 cm
Luas penampang silinder = 176,7146 cm2

Tabel 1 Hasil percobaan uji kuat tekan beton
uji hari ke -
Beton 1
Beton 2
rata-rata massa beton
rata-rata kuat tekan
massa (kg)
kuat tekan (kg/cm2)
massa (kg)
kuat tekan (kg/cm2)
(kg)
(kg/cm2)
7
12,1
112,4951
11,92
115,9039
12,01
114,1995
14
11,86
123,1309
11,88
136,3576
11,87
129.74425
28








  
Gambar 1 Grafik Kekuatan Beton ACI Standard


Gambar 2 Tabel Kekuatan Beton ACI Standard
Tabel 2 Tabel kekuatan beton K-250 sesuai ACI Method
Uji Pada Hari ke-
Kuat Tekan Beton (kg/cm2)
7
162,5
14
220
28
250


Grafik 1 Grafik Perbandingan Kuat Tekan dengan Standar ACI

Analisis
Dari persamaan garis yang diperoleh dari grafik di atas, dapat diambil dilihat bahwa saat uji kuat tekan beton pada hari ke-28, kuat tekan beton adalah 218,5131 kg/cm2. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kuat tekan beton uji tidak sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu penambahan air pada saat pengadukan karena nilai slump dinilai belum cukup, nilai slump yang dihasilkan melampaui yang direncanakan, penggunaan agregat yang tidak sesuai dengan ukuran maksimum, penggunaan agregat yang berbeda dengan yang dicari kadar airnya.

dokumentasi uji tekan

bak perawatan

Universal Testing Machine

Beton yang sedang diuji

beton yang telah mengalami keruntuhan

praktikan yang melakuakan percobaan di laboratorium

saya di dalam laboratorium


terima kasih telah mengikuti rangkaian praktikum yang telah ssaya post di blog ini...
semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanyaa.......







Praktikum Bahan Bangunan Laut 4

Dalam praktikum kali ini kami melakukan uji tarik baja di laboratorium.

Tujuan Percobaan
·         Menentukan kuat luluh dan kuat tekan baja
·         Menentukan moduus elastisitas dari baja dengan strain gauge
Alat dan Bahan Percobaan
1.      Alat
a.       Mesin uji (Universal Testing Machine)
b.      Alat jepit batang uji
c.       Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang baja
d.      Load Cell, untuk mengubah beban UTM dari analog menjadi digital
e.       Linear Variable Displacement Tranducer (LVDT), untuk mencatat defleksi atau perpanjangan
f.       Data Logger, sebagai alat pencatat data dari Load Cell dan LVDT
2.      Bahan
a.       Baja polos D 8 mm pendek, D 8 mm panjang, D 10 mm, dan D 12 mm
b.      Baja ulir D 10 mm pendek, D 10 mm panjang, D 13 mm, D 16 mm
 Prosedur Kerja
a.       Menyiapkan baja benda uji
b.      Mengukur diameter dan panjang awal setiap benda uji
c.       Menimbang massa setiap benda uji
d.      Melakukan kalibrasi alat (pada mesin UTM)
e.       Memasang benda uji ke mesin UTM (sumbu alat penjepit berhimpit dengan sumbu benda uji)
f.       Menjalankan mesin UTM. Benda uji ditarik dengan penambahan beban yang konstan hingga benda uji putus (selama proses penarikan akan tergambar grafik pada load cell)

g.      Mengukur diameter penampang dan panjang akhir benda uji yang telah putus

proses pengukuran diameter baja 

proses penimbangan berat baja

Universal Testing Machine

Baja setelah dipasang pada UTM


setelah dilakukan uji coba dan dianalisis datanya didapatkan bahwa
grafik hasil pengujian baja polos

grafik hasil pengujian baja ulir

grafik pengujian strain gauge

Dari grafik di atas, didapatkan persamaan garis regresi linear 2E+11 x + 2E+07. Tangen/kemiringan sudut (sebut saja α) yang terdapat pada grafik hasil percobaan terhadap sumbu x (regangan) menunjukkan harga modulus elastisitas. Dari Hukum Hooke, diketahui bahwa :
 E= Stress / Strain
Sedangkan dari grafik didapatkan hubungan :
tan a = Stress / Strain
Sehingga didapatkan hubungan tan α = E (Modulus Elastisitas). Berarti, nilai modulus elastisitas baja dengan metode strain gauge berdasarkan grafik yakni E = 2E+11 Pa.

Analisis data
Dari semua percobaan diatas didapatkan kuat tarik maksimum dari baja yang diuji bisa dilihat pada Tabel 6.9 dan kuat leleh baja yang bisa dilihat pada Tabel 6.10. Dari hasil tersebut juga kita bisa ambil kesimpulan bahwa kuat tekan maksimum dan kuat luluh dipengaruhi oleh diameter baja dan jenis baja. Kuat tarik baja berbanding lurus dengan diameter baja tersebut sehingga pada saat diameter diperbesar maka kuat tarik dan kuat luluh baja juga menjadi semakin besar. Selain itu, didapatkan data bahwa baja ulir memiliki kekuatan yang lebih besar jika dibandigkan dengan baja polos.
Dari Grafik 6.122 terutama pada bagian elastis dari grafik tersebut kita bisa mendapatka nilai modulus elstisitas dari baja. Modulus elastisitas baja yang didapat dari grafik tersebut adalah E= 2E+11 Pa. modulus elastisitas ini sam adengan modulus elastisitas baja yag sebenarnya yaitu E= 2E+11 Pa. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat strain gauge memiliki efisiensi atau keakuratan yang tinggi yaitu hampir 100%.










Tuesday, December 8, 2015

Praktikum Bahan Bangunan Laut 3

Dalam Praktikum kali ini kami membuat beton yang telah direncanakan sebelumnya.
hasil perhitungan perencanaan yang didapat adalah :

Tabel 1 Tabel Komposisi Unsur yang Dibutuhkan

Komposisi Unsur Campuran Beton (kapasitas mesin Molen =0.03 m3)
1
Semen
11.52613506 Kg
2
Air
4.918909238 Kg
3
Agregat Kasar Kondisi Lapangan
22.94528886 Kg
4
Agregat halus Kondisi Lapangan
35.12934141 Kg

Prosedur Pelaksanaan :
  1.  Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti menyaring agregat halus dan kasar agar siap digunakan.
  2. Timbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang telah dihitung.
  3. Oleskan oli pada dindin beisting yang akan digunakan untuk mencetak beton 
  4. Setelah selesai, bahan bahan tersebut akan diaduk dengan mesin molen. bahan yang dimasukkan pertama adalah agregat kasar, agregat halus, dan semen. setelah diaduk beberapa lama, masukkan air dan aduk hingga rata.
  5. Setelah campuran beton segar rata lakukan uji slump untuk menentukan apakah betton tersebut sesuai dengan standar atau tidak.
  6. Jika sesuai standar beton segar dimasukkan kedalam bekisting sambil padatkan dengan cara digetarkan dengan vibrator.
  7. setelah satu hari, beton dilepaskan dari bekisting dan dimasukkan kedalam bak perawatan.

foto - foto dokumentasi yang dilakukan :

Proses Pengolesan oli pada dinding bekisting

proses pengayakan agregat kasar

proses pengayakan agregat halus


bahan bahan yang telah ditimbang

Proses pencetakkan dan pemadatan beton yang telh dicmpurkan



beton beton yang telah selesai dimasukkan kedalam bekisting


Bak Perawatan